Rabu, 08 Maret 2017

pengukuran komponen-komponen elektronika






MENGUKUR KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA 













Menguji komponen elektronika merupakan langkah yang harus ditempuh ketika anda beniat akan merakit rangkaian elektronika. Pengujian sebelum perakitan sangat penting karena komponen2 yang dirakit harus dalam keadaan baik semua.Setelah yakin komponen2nya baik semua baru anda mulai merakit.Saya biasanya menggunakan alat multimeter. Penjelasannya silahkan dibaca secara seksama dibawah ini.
1. Mengukur Tegangan AC, DC, dan jalur PCB
Mengukur Tegangan AC
  1.  Pastikan yang diukur adalah tegangan AC.
  2. Putar batas ukur ke arah ACV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VAC maka batas ukurnya adalah 250 VAC.
  3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan (bolak balik sama).
  4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
https://i2.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6r3Mnw5XWI/AAAAAAAAA7Y/tgStjH0ddDQ/s320/q.JPG
Mengukur Tegangan DC
  1. Pastikan yang diukur adalah tegangan DC.
  2. Putar batas ukur ke arah DCV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VDC maka batas ukurnya adalah 250 VDC.
  3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan yaitu probe merah ke kutub positif dan probe hitam ke kutub negatif.
  4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
https://i0.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6r3MQmucaI/AAAAAAAAA7Q/ANf-5K2TqIk/s320/dc.JPG
Mengetes Putus Tidaknya Sebuah Penghantar / Jalur Pcb
  1. Putar batas ukur pada Ohm meter X1 / X10.
  2. Hubungkan probe ke masing-masing ujung jalur / penghantar yang akan dites.
  3. Kalau jarum bergerak menunjuk nol, berarti kabel / jalur OK, dan sebaliknya.
https://i2.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6r3LtqT_OI/AAAAAAAAA7I/ra56SvBy37c/s320/kbl.JPG
2. Mengukur Transformator
Trafo tersusun dari gulungan kawat primer dan sekunder yang dililitkan pada inti besi. Trafo bisa bekerja hanya dengan tegangan AC.
Jenis trafo adaptor ada 2 :
1. TRAFO STEP DOWN (untuk menurunkan tegangan).
2. TRAFO STEP UP (untuk menaikkan tegangan).
Trafo yang kita pelajari nantinya adalah jenis yang stepdown.
https://i0.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6rzFO7d8YI/AAAAAAAAA6I/BuVNpo6AO5s/s320/images.jpeg
https://i1.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6rzF7XDjRI/AAAAAAAAA6Y/0mIyJ-2G6ss/s320/trafo_fotos.jpg
FLYBACK JUGA TERMASUK JENIS TRAFO HANYA SAJA BENTUKNYA MEMANG AGAK LAIN :
https://i1.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S7wBxgSQSQI/AAAAAAAAA9Q/lWylqp-ACk0/s320/images.jpg
Mengukur Trafo Dengan Multitester
• Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K.
• Misal kaki primer A, B, C
• Misal kaki sekunder D, E, F.
https://i1.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6r1OHj03II/AAAAAAAAA7A/27dYzAY-1js/s320/TR.JPG
https://i2.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6r1N30LnyI/AAAAAAAAA64/zJDRztjpZvA/s320/GBR+CEK+TRF.JPG
https://i2.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6r1NiGwQDI/AAAAAAAAA6w/8RIndgTd-Q8/s320/CEK+TRAFO.JPG
3. Mengukur IC
IC adalah gabungan dari beberapa komponen yang disatukan. Untuk menetukan baik tidaknya IC tidak bisa diukur dengan multitester tapi langsung dicoba ke rangkaian. IC memiliki seri-seri tertentu. IC ada yang memiliki 3 pin, 8 pin, 16 pin, dan sebagainya. Pin no 1 biasanya ditandai dengan lingkaran kecil dekat pin tersebut. Contoh IC : LM 7812, UC 3842, TDA 1175, TDA 9302, dll.
https://i1.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6ry0vZQuQI/AAAAAAAAA6A/riwLFTgsl9A/s320/simbol+ic.jpeg
https://i0.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6rwwpyZudI/AAAAAAAAA5o/L3a9bu1u8uo/s320/1212.JPG
Contoh IC Vertikal TDA 9302
https://i2.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6rxHIzmh_I/AAAAAAAAA5w/s_XmZzS17lw/s320/TDA9302H.jpg
4. Mengukur Mosfet
FET bentuk fisiknya seperti transistor. Fungsinya adalah untuk menaikkan tegangan atau menurunkan tegangan.
FET memiliki tiga kaki juga yaitu :
• GATE (G) adalah kaki input.
• DRAIN (D) adalah kaki output.
• SOURCE (S) adalah kaki sumber.
Fungsinya biasanya digunakan pada rangkaian power supply jenis switching untuk menghasilkan tegangan tinggi untuk menggerakkan trafo.
https://i0.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6neNLfZ3VI/AAAAAAAAA4Y/i8Vodfgv-sI/s320/fet.JPG
Kakinya biasanya sudah pasti yaitu bila kita hadapkan FET ke arah kita maka urutan kakinya dari kiri ke kanan adalah GATE, DRAIN, SOURCE.
• Contoh FET penaik tegangan : K 793, K 1117, K 1214, IRF 630, IRF 730, IRF 620, dll.
• Contoh FET penurun tegangan : IRF 9610, IRF 9630, dll (biasanya 4 angka u/ IRF).
https://i1.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6rnTvu4tnI/AAAAAAAAA5Y/4C1qVtSCXKI/s320/simbolfet.JPG
• FET PENAIK TEGANGAN
Cara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K.
https://i1.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6nbs6rwx-I/AAAAAAAAA4I/-VtyGSo90bI/s320/PENAIK.JPG
https://i2.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6nbsD4WhCI/AAAAAAAAA34/_M9wOw7oXBs/s320/GAMBAR+PENAIK.JPG
• FET PENURUN TEGANGAN
Cara mengukur :
Batas ukur Ohmmeter X10 / X1K.
https://i2.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6nbtG4Sm3I/AAAAAAAAA4Q/5X4qFw-y-Ac/s320/PENURUN.JPG
https://i0.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6nbsdE2B5I/AAAAAAAAA4A/TqItdeElxro/s320/GAMBAR+PENURUN.JPG
5. Mengukur Transistor
Transistor adalah termasuk komponen utama dalam elektronika. Transistor terbuat dari 2 dioda germanium yang disatukan. Tegangan kerja transistor sama dengan dioda yaitu 0,6 volt.
Transistor memiliki 3 kaki yaitu :
• EMITOR (E).
• BASIS (B).
• COLECTOR (C).
Jenis transistor ada 2 yaitu :
1. Transistor PNP (anoda katoda anoda / kaki katoda yang disatukan).
2. Transistor NPN (katoda anoda katoda / kaki anoda yang disatukan).
Contoh transistor : C 828, FCS 9014, FCS 9013, TIP 32, TIP 31, C5149, C5129, C5804, BU2520DF, BU2507DX, dll
https://i1.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6iF2UwxXRI/AAAAAAAAA3Y/J0o-CvqsESg/s320/gambar+transistor.JPG
Simbol di rangkaian : “Q”, simbol gambarnya dibawah ini :
https://i0.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6nCRYKiQMI/AAAAAAAAA3w/htrdn3jGOVw/s320/Transistor_PNP_symbol.pnghttps://i0.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6nCQhNQBVI/AAAAAAAAA3o/gfV1Y8XyR7s/s320/Transistor_NPN_symbol.pngMenentukan Kaki Transistor
Menentukan Kaki Basis :
Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 atau X100.
Misalkan kaki transistor kita namakan A, B, dan C.
Bila probe merah / hitam => kaki A dan probe lainnya => 2 kaki lainnya secara bergantian jarum bergerak semua dan jika dibalik posisi hubungnya tidak bergerak semua maka itulah kaki BASIS.
Menentukan Kaki Colector NPN :
Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K atau X10K.
Bila probe merah => kaki B dan probe hitam => kaki C. Kemudian kaki A (basis) dan kaki B dipegang dengan tangan tapi antar kaki jangan sampai terhubung. Bila jarum bergerak sedikit berarti kaki B itulah kaki COLECTOR.
Jika kaki basis dan colector sudah diketahui berarti kaki satunya adalah emitor.
Mengukur Transistor Dengan Multitester :
Batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100.
• TRANSISTOR PNP
https://i1.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6iCfp0UdaI/AAAAAAAAA3A/LKDY-7yyxJQ/s320/CEK+PNP.JPG
https://i0.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6iDNbkBf5I/AAAAAAAAA3Q/BwkC7FvSfM4/s320/PNP+GAMBAR.JPG
• TRANSISTOR NPN
https://i0.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6iCfY_zwDI/AAAAAAAAA24/WufK1X5ubfE/s320/CEK+NPN.JPG
https://i0.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6iDM1dAtNI/AAAAAAAAA3I/fN-eFZQpPXY/s320/NPN+GAMBAR.JPG
• TRANSISTOR NPN DENGAN DUMPER
https://i2.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6iCfPptszI/AAAAAAAAA2w/H1rCGedDEt8/s320/CEK+DUMPER.JPG
6. Mengukur Dioda
Dioda adalah komponen elektronik yang terbuat dari unsur semikonduktor. Bahan ini adalah silikon atau germanium. Dioda silikon bekerja pada tegangan 0.6 VDC dan dioda germanium bekerja pada tegangan 0,2 VDC.
Contoh dioda : IN 4148, IN4002, IN 4003, dll.
https://i0.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6RIy3TLiEI/AAAAAAAAA1w/VuQhGCYG60E/s320/dioda1.JPG
Simbol Dioda adalah D, simbol gambarnya :
https://i1.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6RI0hSV2BI/AAAAAAAAA2Q/8iR5UaFZ4Wo/s320/images.jpeg
Sifat dioda :
• Jika diberi arah maju (tegangan positif => anoda dan tegangan negatif => katoda) akan menghantarkan arus dan sebaliknya,
https://i0.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6RIzubHFtI/AAAAAAAAA2A/rSuT5yL9LfY/s320/arahmaju+dioda1.JPG
• Jika diberi arah mundur (tegangan positif => katoda dan tegangan negatif => anoda) tidak akan menghantarkan arus.
https://i1.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6RIzZrxsyI/AAAAAAAAA14/L7qN591E-90/s320/arah+balik.JPG
Fungsi Dioda :
• Sebagai penyearah.
• Sebagai pengaman rangkaian dari kemungkinan terbaliknya polaritas.
Mengukur Dioda Dengan Multitester :
Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100.
https://i2.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6RI0AYF_hI/AAAAAAAAA2I/jVD8EhpWusE/s320/cara+dioda.JPG
1. probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak bukan nol.
kemudian posisi dibalik :
probe merah => anoda, probe hitam => katoda, Jarum tdk bergerak
berarti dioda dalam kondisi BAIK.
2. probe merah => katoda, probe hitam => anoda => Jarum bergerak atau menunjuk nol.
kemudian posisi dibalik :
probe merah => anoda, probe hitam => katoda => Jarum bergerak atau menunjuk nol
berarti dioda dalam kondisi RUSAK / SHORT.
DIODA ZENER
Terbuat dari bahan silikon. Biasanya digunakan pada rangkaian power supply dimana fungsinya adalah sebagai penstabil arus. Meskipun arus AC yang dirubah ke DC berubah-ubah, tidak akan berpengaruh jika terdapat dioda zener ini.
Adapun sifatnya adalah sebagai berikut :
• Tegangan yang dicapai maksimal rata-rata 0,7 s/d 12 volt.
• Hanya tahan terhadap arus kecil, maksimal 1 s/d 50 mA.
• Hampir tidak ada tegangan yang hilang jika sudah melewati dioda zener.
Contoh dioda zener : zener 6 volt, zener 12 volt, dll
https://i1.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6RL1ZgOpOI/AAAAAAAAA2g/sIKtjJ-W3Sg/s320/Dioda+Zener.jpg
Pengukuran baik tidaknya dioda zener sama dengan pengukuran dioda biasa.
Aplikasi dalam rangkaian :
https://i2.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6RL1s_km5I/AAAAAAAAA2o/InMbVDv0Yu0/s320/aa.JPG
7. Mengukur Kapasitor
Nama lainnya adalah kondensator. Adalah komponen yang terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan dengan isolator. Isolator ini menunjukkan nama dari kapasitor tersebut. Ukuran kapasitor adalah Farad.
1 Farad (F) = 1.000.000 mikro Farad (F).
1 mikro Farad (F) = 1.000 nano Farad (nF).
1 nano Farad (nF) = 1.000 piko Farad (pF).
Sifat kapasitor adalah dapat menerima arus listrik dan menyimpannya dalam waktu yang relatif.
Adapun jenis – jenis kapasitor berdasarkan isolatornya adalah sebagai berikut :
a. Kondensator Elektrolit / ELCO (kondensator yang memiliki polaritas, kaki + dan kaki -).
b. Kondensator Keramik.
c. Kondensator Mylar.
d. Kondensator Mika.
e. Kondensator Kertas.
Penggunaan kapasitor dalam rangkaian :
• Sebagai perata arus.
• Sebagai penyimpan arus listrik.
https://i2.wp.com/1.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6Gw0QHgXpI/AAAAAAAAA1g/A1quMYnAhkM/s320/elco.JPG
Simbol Kondensator dalam Rangkaian adalah “C” dan simbol gambarnya adalah :
https://i2.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6Gw0OaMRtI/AAAAAAAAA1Y/iI3ZS12IAso/s320/simbol+elco.JPG
Cara Membaca Elco :
Misalnya dibadan ELCO tertera tulisan 10uF/16v berarti ELCO tersebut memiliki ukuran 10 mikro farad dan tegangan kerjanya maksimal 16v. Jika tegangan yang diberikan lebih besar dari tegangan kerja maka ELCO akan rusak. Sisi ELCO yang terdapat tanda panah menunjukkan kaki disisi tersebut adalah kaki negatif.
Cara Membaca Kapasitor Keramik / Mika / Mylar.
Misalnya di badan kapasitor tersebut tertera tulisan 103 artinya :
• Angka I : melambangkan angka.
• Angka II : melambangkan angka.
• Angka III : melambangkan jumlah nol & ukurannya dalam piko Farad.
Jadi nilai kapasitor tersebut adalah 10.000 pF = 10 nF = 0,01uF.
Mengukur Elco Dengan Multitester :
Sebenarnya cara yg saya sampaikan ini kurang pas untuk cek elco, dan cara yg tepat mengukur elco adalah dengan CAPACITANCE METER, dan dia akan menunjukkan kapasitas yg sebenarnya yg dimiliki elco itu. Tapi cara ini juga lumayan cukup membantu, berikut caranya :
  1. Putar batas ukur pada Ohmmeter X1 / X10 untuk elco yang ukurannya besar dan X100 / X1K untuk elco yang ukurannya kecil.
  2. Hubungkan probe ke masing-masing kaki ELCO (bolak balik sama saja).
  3. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
https://i1.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6GwzznY8HI/AAAAAAAAA1Q/4YJssvYix-w/s320/1.JPGKesimpulan Hasil Pengukuran
• Jarum menunjuk angka & kembali ke tempat semula : elco baik.
• Jarum menunjuk angka & tidak kembali ke tempat semula : elco bocor.
• Jarum tidak bergerak sama sekali : elco putus.
• Jarum menunjuk angka nol : elco short.
Mengukur Kapasitor Non Polar Dengan Multitester :
Sebenarnya cara ini juga kurang pas untuk cek kapasitor, dan cara yg tepat mengukur elco adalah dengan CAPACITANCE METER, dan dia akan menunjukkan kapasitas yg sebenarnya yg dimiliki elco itu. Tapi cara ini juga lumayan cukup membantu, berikut caranya :
  1. Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K / X10K.
  2. Hubungkan probe ke masing-masing kaki kapasitor (bolak balik sama saja).
  3. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
https://i0.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6GwzQ1LnGI/AAAAAAAAA1I/Oj-nH5adNA8/s320/2.JPG
Kesimpulan Hasil Pengukuran
• Jarum menunjuk angka kemudian & ke tempat semula : kapasitor baik.
• Jarum menunjuk angka tdk kembali ke tempat semula : kapasitor bocor.
• Jarum tidak bergerak : kapasitor putus.
• Jarum menunjuk angka nol : kapasitor short.
8. Mengukur Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari arang yang bersifat sebagai tahanan / penghambat. Satuan Resistor adalah Ohm (Ω). Ukuran lainnya adalah Watt.
1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000 Kilo Ohm (KΩ).
1 Kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ohm (Ω).
Resistor memiliki gelang warna yang merupakan kode ukuran dari resistor tersebut. Resistor terbagi menjadi :
a. Fixed resistor ( resistor biasa ) adalah resistor yang ukurannya tetap.
b. Variable resistor adalah resistor yang ukurannya dapat dirubah.
Variable resistor ada 5 jenis yaitu :
  1. Potensiometer.
  2. Trimmer Potensio (Trimpot).
  3. NTC (Negative Temperatur Coefficient) : semakin panas hambatannya semakin kecil.
  4. PTC (Positive Temperatur Coefficient) : semakin panas hambatannya semakin besar.
  5. LDR (Light Dependence Resistor) : bila terkena cahaya maka hambatan akan mengecil.
Fungsi resistor dalam rangkaian elektronika :
• Sebagai beban rangkaian • Untuk membagi tegangan atau arus.
https://i1.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6BXVAK1WXI/AAAAAAAAA0A/uDvYv8K3Yp8/s320/resistor.jpg
Simbol Resistor dalam rangkaian :
https://i0.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6BYVLtRp8I/AAAAAAAAA0Q/LxE078ztuEQ/s320/resistor+schem.png
Berikut daftar kode warna resistor :
https://i0.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6Bm1mur9tI/AAAAAAAAA0Y/s26U1kLKqCQ/s320/KODE+R.png
Misal :
https://i0.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6BqY94ETmI/AAAAAAAAA0w/LOrE4GYaO3w/s320/images.jpegResistor dengan gelang warna :
I. Coklat : 1
II. Hitam : 0
III. Merah : 00
IV. Perak : 10%
Jadi nilai resistor tersebut adalah 1000 Ohm atau 1 K Ohm dengan toleransi 10% artinya nilai aslinya bisa berkisar antara 900 Ohm – 1100 Ohm. Angka 900 didapat dari 1000 – (1000 x 10%) dan 1100 Ohm dari 1000 + (1000 x 10%).
GABUNGAN RESISTOR
Resistor Hubung Seri :
Resistor yang dihubungkan seri nilai hambatannya adalah Rt = R1 + R2 + R …
Misal : 1K Ohm + 1K Ohm = 2K Ohm.
https://i0.wp.com/3.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6BXUkVKByI/AAAAAAAAAzw/7scKvjrmuhA/s320/hubung+seri.JPG
Resistor Hubung Paralel
Resistor yang dihubungkan paralel hasilnya adalah 1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R …..
Misal : 1K Ohm diparalel dengan 1K Ohm hasilnya adalah 0,5 K Ohm.
https://i2.wp.com/2.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6BXUW9K02I/AAAAAAAAAzo/_CjzUPqpDUU/s320/hubung+paralel.JPG
Mengukur Resistor Dengan Multi Tester :
  1. Pastikan anda sudah melakukan zerro Ohm adj.
  2. Putar batas ukur pada Ohmmeter (pastikan batas ukur lebih tinggi atau hampir sama dengan perkiraan resistor yang diukur).
  3. Hubungkan probe ke masing-masing kaki resistor (bolak balik sama saja)
  4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
https://i1.wp.com/4.bp.blogspot.com/_nKPCU2VKyDY/S6BXT6XCPAI/AAAAAAAAAzg/JUNwHVbcyRI/s320/cara+ukur+resistor.JPG
Kesimpulan Hasil Pengukuran :
  1. Jarum menunjuk angka sesuai dengan ukuran aslinya : resistor baik.
  2. Jarum menunjuk angka lebih besar / kecil dari ukuran aslinya : resistor rusak.
  3. Jarum tidak bergerak sama sekali : resistor putus.
  4. Jarum menunjuk angka nol : resistor short.



















Mengukur Atau Menguji Komponen Elektronika

REMarch 25, 2015No comments

Cara Menggunakan Multimeter / Multitester

Cara Menggunakan Multimeter – Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Voltage (Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).
Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin terjangkau, Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika ataupun penghobi Elektronika.
Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di pasaran antara lain :
  • Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt
  • Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere
  • Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm
  • Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad
  • Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz
  • Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry
  • Pengukuran atau Pengujian Dioda
  • Pengukuran atau Pengujian Transistor

Bagian-bagian penting Multimeter

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :
  1. Display
  2. Saklar Selektor
  3. Probe
Gambar dibawah ini Merupakan bagian penting dari Multimeter Digital dan Analog;
http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2014/10/Bagian-bagian-Multimeter-Multitester.jpg

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter

Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

  1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
  3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
  4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
  5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
  6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang).
  7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
  8. Jarum harus tidak bergerak.
    **Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.
http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2014/08/Cara-Mengukur-Dioda-dengan-Multimeter-Analog.jpg

Cara Mengukur Transistor dengan Multimeter Digital

Pada umumnya, Multimeter Digital memiliki fungsi mengukur Dioda dan Resistansi (Ohm) dalam Saklar yang sama. Maka untuk Multimeter Digital jenis ini, Pengujian Multimeter adalah terbalik dengan Cara Menguji Transistor dengan Menggunakan Multimeter Analog.
http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2014/08/cara-mengukur-transistor-dengan-Multimeter-Digital.jpg
Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Digital
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
  2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Digital
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.

Cara Mengukur/Menguji Kapasitor dengan Multimeter Digital

Cara mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital yang memiliki fungsi Kapasitansi Meter cukup mudah, berikut ini caranya :
  1. Atur posisi skala Selektor ke tanda atau Simbol Kapasitor
  2. Hubungkan Probe ke terminal kapasitor.
  3. Baca Nilai Kapasitansi Kapasitor tersebut.
http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2014/08/Cara-mengukur-Kapasitor-dengan-Multimeter-Digital.jpg

Cara Menguji Resistor dengan Multimeter Digital

  1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)
  2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
  3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
  4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)
http://teknikelektronika.com/wp-content/uploads/2014/10/Cara-Mengukur-Resistor-OHM.jpg
–> Source1









Cara Mengukur Dioda Zener dengan Multimeter

adminFebruari 10, 2016 16668 views
cara mengukur dioda zener menggunakan multimeterCara Mengukur Dioda Zener dengan Multimeter – Pastinya anda sudah tak asing lagi dengan komponen dioda zener bukan? Ya, dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang kerap digunakan dalam rangkaian elektronika, baik rangkaian elektronika sederhana maupun rangkaian elektronika yang rumit.
Dalam komponen dioda zener, kita mengenal yang namanya tegangan tembus atau breakdown voltage. Prinsip kerja dari dioda zener ini adalah mengalirkan arus listrik mengalir dalam rangkaian elektronika ke arah yang berlawanan apabila tegangan yang diberikan melebihi batas tegangan tembus atau breakdown voltage.
Walaupun komponen yang satu ini memilii sifat sangat umum, namun masih banyak orang yang belum tahu bagaimana cara mengukur komponen yang satu ini. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur komponen dioda zener sama dengan alat ukur komponen-komponen lain, yakni multimeter atau multitester atau avometer.

Cara Mengukur Dioda Zener

Nah, pada kesempatan kali ini belajarelektronika.net akan sedikit berbagi informasi kepada anda semua mengenai cara mengukur komponen dioda zener menggunakan multimeter digital ataupun analog. Sebenarnya cara mengukur komponen ini tak jauh berbeda dari cara mengukur komponen lainnya. Langsung saja berikut ulasan lengkapnya.
Baca juga : Cara Mengukur Kapasitor
  1. Pertama-tama siapkan komponen dioda zener dan multimeter digital atau analog
  2. Setelah itu putar saklar multimeter ke skala x1K
  3. Selanjutnya hubungkan probe merah multimeter ke kaki positif dioda zener, dan probe hitam ke kaki negatifnya
  4. Amati display yang ada pada multimeter
  5. Jika diplay menunjukkan skala 3 – 5 kilo ohm, berarti dioda zener masih dalam keadaan baik
  6. Sebaliknya, jika display menunjukkan skala di bawah 1 kilo ohm, berarti kemungkinan dioda zener short atau rusak
  7. Setelah itu coba balik hubungkan probe hitam ke kaki positif zener, dan probe merah ke kaki negatif zener
  8. Jika diplay multimeter tidak bergerak, atau bergerak di atas 200 kilo ohm, berarti dioda zener normal
  9. Namun jika diplay multimeter menunjukkan skala di bawah 200 kilo ohm, kemungkinan bocor atau rusak
Demikian sedikit informasi mengenai bagaimana cara mengukur dioda zener menggunakan multimeter digital ataupun analog. Semoga informasi tadi dapat memberikan manfaat dan juga inspirasi, khususnya bagi para pembaca setia belajarelektronika.net. Sampai jumpa dan jangan lupa bagikan artikel ini ke teman-teman anda.













Cara Mengukur Kapasitor dengan Multitester Analog dan Digital

adminJanuari 18, 2016 18135 views
cara mengukur kapasitorCara Mengukur Kapasitor dengan Multitester Analog dan Digital – Kapasitor adalah komponen elektronika dasar yang memiliki fungsi sebagai penyimpan muatan listrik untuk sementara waktu. Komponen kapasitor termasuk salah satu komponen elektronika pasif yang kerap digunakan digunakan di berbagai jenis rangkaian elektronika.
Kapasitor memiliki berbagai jenis mulai dari kapasitor keramik, kertas, elektrolit, dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain itu juga terdapat kapasitor bipolar dan unipolar. Pada kesempatan yang baik ini, belajarelektronika.net akan berbagi sedikit informasi mengenai cara mengukur kapasitor, setelah sebelumnya juga sempat berbagi info mengenai cara mengukur resistor.

Cara Mengukur Kapasitor atau Kondensator

Pada umumnya, untuk mengetahui nilai kapasitansi sebuah kapasitor, diperlukan sebuah alat yang bernama Capacitance Meter atau Kapasitansi Meter. Namun alat tersebut jarang digunakan. Para teknisi elektronika lebih memilih alat untuk mengukur berbagai macam satuan sekaligus (kapasitansi, induktansi, dan resistansi). Alat yang dimaksud adalaj multimeter atau multitester.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa ada dua jenis multimeter, yakni multimeter analog dan multimeter digital. Dua jenis multimeter tersebut kerap digunakan untuk kegiatan pengukuran elektronika. Namun yang dapat digunakan untuk mengukur kapasitansi sebuah kapasitor adalah multimeter digital yang memiliki fitur untuk mengukur kapasitansi.
Sedangkan multimeter analog hanya dapat digunakan untuk menguji sebuah kapasitor ini masih dalam keadaan normal atau sudah rusak. Nah, buat anda yang penasaran bagaimana caranya, langsung saja simak baik-baik ulasan terbaru dari belajarelektronika.net yang satu ini.
Cara Menguji Kapasitor dengan Multimeter Analog
Cara ini dilakukan hanya untuk mengetahui apakah kapasitor masih dalam keadaan baik atau rusak, bukan untuk mengetahui nilai kapasitansi sebuah kapasitor. Cara yang satu ini dilakukan menggunakan sebuah multimeter atau avometer analog untuk menguji sebuah Kapasitor Elektrolit (ELCO).
  1. Pertama-tama atur posisi sklar avometer ke posisi Ohm (Ω) skala x1K
  2. Setelah itu hubungkan probe merah ke kaki positif, dan probe hitam ke kaki negatif
  3. Amati display pada avometer
– Jika jarum bergerak naik dan balik lagi, berarti kapasitor masih oke
– Jika jarum bergerak naik dan tidak balik lagi, berarti kapasitor rusak
– Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kapasitor rusak
Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital
Cara ini dilakukan untuk mengetahui nilai kapasitansi sebuah kapasitor. Namun cara ini harus menggunakan avometer digital yang memiliki fitur untuk mengukur kapasitansi layaknya sebuah kapasitansi meter. Cara ini dapat dilakukan untuk mengukur semua jenis kapasitor.
  1. Pertama-tama atur posisi saklar pada avometer di posisi simbol kapasitor
  2. Setelah itu hubungkan probe merah dan hitam ke kaki-kaki kapasitor
  3. Amati display pada avometer dan baca nilainya
Demikian sedikit informasi mengenai cara mengukur kapasitor dengan avometer digital dan analog. Semoga informasi tadi dapat memberikan manfaat bagi para pembaca belajarelektronika.net semuanya. Sampai jumpa di ulasan menarik lainnya dan bagikan artikel ini kepada teman-teman apabila dianggap bermanfaat.





Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya
Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya – Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian Elektronika yang paling sederhana maupun rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks. Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide. Secara umum, Transistor dapat dibagi menjadi 2 kelompok Jenis yaitu Transistor Bipolar (BJT) dan Field Effect Transistor (FET).

Fungsi Transistor

Fungsi-fungsi Transistor diantaranya adalah :
  • sebagai Penyearah,
  • sebagai Penguat tegangan dan daya,
  • sebagai Stabilisasi tegangan,
  • sebagai Mixer,
  • sebagai Osilator
  • sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung Sirkuit)

Struktur Dasar Transistor

Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3 Lapisan Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang disingkat dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta Terminal Collector/Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”. Berdasarkan strukturnya, Transistor sebenarnya merupakan gabungan dari sambungan 2 dioda. Dari gabungan tersebut , Transistor kemudian dibagi menjadi 2 tipe yaitu Transistor tipe NPN dan Transistor tipe PNP yang disebut juga dengan Transistor Bipolar. Dikatakan Bipolar karena memiliki 2 polaritas dalam membawa arus listrik.
NPN merupakan singkatan dari Negatif-Positif-Negatif sedangkan PNP adalah singkatan dari Positif-Negatif-Positif.
Berikut ini adalah gambar tipe Transistor berdasarkan Lapisan Semikonduktor yang membentuknya beserta simbol Transistor NPN dan PNP.
Tipe Transistor NPN dan PNP beserta simbolnya

Cara Mengukur Transistor

Kita dapat menggunakan Multimeter Analog maupun Multimeter Digital untuk mengukur ataupun menguji apakah sebuah Transistor masih dalam kondisi yang baik. Perlu diingatkan bahwa terdapat perbedaan tata letak Polaritas (Merah dan Hitam) Probe Multimeter Analog dan Multimeter Digital dalam mengukur/menguji sebuah Transistor.
Berikut ini adalah Cara untuk menguji atau mengukur Transistor dengan Mengunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

A. Mengukur Transistor dengan Multimeter Analog

Cara mengukur Transistor dengan Multimeter Analog
Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Analog
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Analog
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k
  2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Catatan :

Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Jarum pada Multimeter Analog harus tidak akan bergerak sama sekali atau “Open”.


B. Mengukur Transistor dengan Multimeter Digital

Pada umumnya, Multimeter Digital memiliki fungsi mengukur Dioda dan Resistansi (Ohm) dalam Saklar yang sama. Maka untuk Multimeter Digital jenis ini, Pengujian Multimeter adalah terbalik dengan Cara Menguji Transistor dengan Menggunakan Multimeter Analog.
Cara Mengukur Transistor dengan Multimeter Digital
Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Digital
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
  2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Digital
  1. Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda
  2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik
  3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.
Catatan :

Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Display Multimeter Digital harus tidak akan menunjukan Nilai Voltage atau “Open”





Mengukur Kapasitor Menggunakan Multimeter

Friday, October 31st, 2014 - Troubleshoot
Mengukur kapasitor menggunakan multimeter analog melalui fungsi ohm meter. Dengan memahami prinsip kerja kapasitor sebagai penyimpan muatan listrik sementara maka kita dapat mengetest kondisi kapasitor menggunakan multimeter. Kapasitor adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat menyimpan dan membuang tegangan arus listrik searah (Direct Current Voltage/DCV). Kapasitor terbagi dalam dua jenis. Pertama, kapasitor yang memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Dalam teknik elektronika disebut kapasitor polar (polarised capacitor). Kedua, kapasitor yang tidak memiliki kutub positip (+) dan negatip (-). Disebut kapasitor non polar (unpolarised capacitor).

Mengukur Kapasitor Menggunakan Multimeter

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengukur kapasitor polar adalah ;
  1. Kabel penyidik (probes) positip (+) yang berwarna merah diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda positip (+).
  2. Kabel penyidik (probes) negatip (-) yang berwarna hitam diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda negatip (-).
  3. Saklar jangkauan ukur pada posisi Ω, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kΩ, sesuai kebutuhan.
  4. Untuk kapasitor non polar (unpolarised) kedua kabel penyidik (probes) dapat diletakkan secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema pengukuran kapasitor pada gambar berikut.
Mengukur KapasitorSkema Mengukur Kapasitor Polar Dan Non-Polar Menggunakan Multimeter

Langkah-Langkah Mengukur Kapasitor Menggunakan Multimeter

  1. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-).
  2. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
  3. Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.
  4. Batas ukur (range) pada posisi x1, x10 atau kΩ sesuai kebutuhan.
  5. Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
  6. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
  7. Mengacu pada gambar diatas, letakkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki positip (+) kapasitor non polar (kaki positip biasanya berukuran lebih panjang ketimbang kaki negatip), kabel penyidik (probes) warna hitam (-) ke kaki negatip.
  8. Jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan untuk kemudian kembali ke kiri, artinya : kapasitor polar masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak ke kanan dan tidak kembali lagi ke kiri, artinya : kapasitor polar sudah rusak dan tidak dapat digunakan).
  9. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) dan kabel penyidik (probes) warna hitam (-) secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor non polar.
  10. Jarum pada papan skala tidak bergerak (atau bergerak sedikit), artinya : kapasitor non polar masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan, artinya : kapasitor non polar sudah rusak dan tidak dapat digunakan).
Dengan memahami prinsip kerja kapasitor sebagai penyimpan muatan listrik sementara maka kita dapat menentukan kondisi kapasitor menggunakan multimeter. Pada kapasitor dengan kapasitas kecil maka simpangan jarum multimeter akan lebih cepat dan sedikit, dan pada kasitor dengan kapasitor berkapasitas besar maka proses kembalinya jarum multimeter akan lebih lambat pada saat mengukur kapasitor menggunakan multimeter.















Bagaimana Cara Mengukur Resistansi Komponen LDR

http://lh4.googleusercontent.com/-2-V5r6Xxo7k/AAAAAAAAAAI/AAAAAAAAGMY/oStjGMWCVd8/s512-c/photo.jpg
    0 Comments
thumbnail 1 summary
LDR (Light Dependent Resistor) dapat dengan mudah diuji dengan menggunakan multimeter digital yang anda miliki. Kita semua tahu bahwa perlawanan dari LDR bervariasi sesuai dengan cahaya yang jatuh di atasnya. Pada cahaya terang, LDR perlawanan akan berada di sekitar 500Ohms dan pada kegelapan resistance akan berada di sekitar 200K. Untuk diagnosa yang tepat kita perlu untuk mengukur resistansi LDR di cahaya terang dan di kegelapan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigalaL5Xf3LBBl97nm2s9s0_Bae99IAsZF-ZRni2U_6CiomTZIrlG89vy4dU9M1Ydct-FfY6jWx32Its-e54Ml4xn7NlkJRcMeaVhmYeVJiyuWSyScIzHYh6qicc9rnqUhzbERKN4zZnk/s1600/inverter-220v-aki-mobil.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieA0BYLxDo_P5kVetChu4Nu3GAqs2F8ujQyZGgh2WRB5noMcoeJEc1xg4bWcGrKF0i8XHem6ke8bu1_jHjh-B36eq7yR6zV-IfaGP1II32VxdYFS13ielv6JWDZ-gSpznfHSvPwlpZhSA/s320/ldr.jpg

Untuk lebih detilnya anda bisa ikuti cara yang saya jabarkan pada langakah berikut ini, sebaiknya anda persiapkan terlebih dahulu sebuah Multimeter Digital, pakai yang Analog juga bisa, dan sebuah LDR sebagai target pengujian.



Test 01
Pilih multimeter pada mode Ohm. LDR harus diposisikan pada sumber cahaya terang (cahaya siang hari sudah cukup). Hubungkan LDR mengarah ke terminal multimeter seperti yang ditunjukkan pada gambar. Sekarang multimeter akan menunjukkan pembacaan resistansi rendah sekitar 500 ohm.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimePuji0tBydubNhVxMGto7h-v-cg9bIjtZGYhTSnCdkN6rRpTFJnCmePuEPq6tz3gWO8cnc1zs9y5SZ51ddbN6r_o5OOO-YMoC4CZyYRMuBXUB9oMaPChwBYnYY1pAKGgY9CYwIUVxlI/s320/how-to-test-an-ldr.png
Test 2
Pillihlah multimeter pada mode Ohm. LDR harus dikenakan kegelapan dengan menutupinya dengan kertas buram. Hubungkan LDR mengarah ke terminal multimeter seperti yang ditunjukkan pada gambar. Sekarang multimeter akan menunjukkan pembacaan resistensi yang tinggi sekitar 200K.

Semoga Belajar Pengukuran kali ini bermanfaat buat siapa saja yang membutuhkan, bukan berarti saya lebih pandai dari anda. Jika ada kesalahan dan saran silahkan ajukan komentar anda lewat pesan di bawah.
































1 komentar: